Warisan Sang Murabbi
Penulis: Rahmat Abdullah
Penerbit: Tarbawi Press
HardCover
Berat: 500 gram
Harga: Rp. 85.000 diskon 20%
Harga: Rp. 68.000
Sinopsis:
Sinopsis:
Buku Warisan Sang Murabbi ini merupakan kumpulan pemikiran almarhum KH. Rahmat Abdullah, yang ditulis dalam Rubrik Assasiyat, Majalah Inspirasi Tarbawi. Relevansi buku ini, terletak pada keberadaannya sebagai representasi yang memadai bagi pemikiran ustadz Rahmat. Setidaknya, dari segi pergulatan ide yang ada di balik tulisan-tulisan tersebut, yang mengangkat beragam tema. Dan Cukup menjelaskan bagaimana isi dari pemikiran-pemikiran sosok KH. Rahmat Abdullah.
Sebagian orang, terutama para kader Tarbiyah, tentu pernah berinteraksi dengan sosok yang semasa hidupnya dikenal juga dengan syaikh Tarbiyah itu. Tetapi, tidak bisa dikatakan mengenal ustadz Rahmat bila tidak mengenal pemikirannya. Dan, pemikiran ustadz Rahmat yang tertuang dalam tulisan dirinya langsung, dalam jumlah yang memadai, adalah apa yang ia tulis di Tarbawi, secara berkala, dalam waktu lebih dari enam tahun, yang sekarang dibukukan dalam lebih dari 400 halaman ini.
Buku Warisan Sang Murabbi ini memberi kesempatan kepada yang belum tahu KH. Rahmat Abdullah untuk mengenal tokoh kharismatik tersebut. Sementara siapa pun yang merasa pernah dekat dengan KH. Rahmat Abdullah, bisa semakin memahami konstruksi pemikiran beliau, gelisah hatinya, getaran yakinnya, yang boleh jadi tak bisa sekilas ditangkap hanya dengan pernah makan bersama atau duduk-duduk bersama.
Sepanjang sejarah orang-orang shalih, warisan pengetahuan mereka selalu melalpaui warisan kisah biografis mereka. Kita memang perlu memperbaiki cara kita mengenang orang-orang shalih, dari melankolis menjadi transformatif.
KH. Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro PKS :
Sebagai shahibul dakwah, shahibul masirah, teman perjalanan dalam dakwah dan perjuangan, saya memberikan kesaksian yang tulus, jujur, ikhlas pada Ustadz Rahmat Abdullah. Sepanjang 25 tahun dalam perjalanan dakwah, dalam tugas apapun, dalam fungsi apapun, dalam posisi apapun, akhuna rahimahumullah Rahmat Abdullah selalu mengambil posisi yang terbaik, selalu mengambil peran yang terbaik, selalu memberikan sumbangan yang terbaik.
DR Hidayat Nurwahid, MA. Ketua MPR RI:
Wafatnya Ustadz Rahmat Abdullah tentu saja menimbulkan perasaan berduka bagi semua warga Partai Keadilan Sejahtera, khususnya mantan Presiden PKS, DR Hidayat Nurwahid, MA. Hampir selama 5 tahun periode kepengurusannya, banyak hal dihadapinya bersama Ustadz Rahmat, baik suka maupun duka.
Di tengah kesibukannya sebagai Ketua MPR, salah satu guru dakwah ini bersedia bertutur tentang kisahnya bersama Ustadz Rahmat.
Anis Matta
Satu hari, lebih dari 15 tahun lalu, lelaki itu datang dengan tenang. Jaket tentara rada lusuh yang ia kenakan membuatnya tampak gagah dan berwibawa. Tapi kelembutan tetap memancar kuat dari sorot matanya. Di sana ada cinta. Di sana ada cinta. Memanggil-manggil. Seperti sinar purnama yang memancar kuat menembus awan malam. Itulah pertama kali saya melihat guru saya, KH.Rahmat Abdullah, ketika beliau mengisi salah satu materi dalam sebuah dauroh di Puncak.